Review dari artikel referensi, ada dua jenis gaya komunikasi dan efeknya terhadap pasen, pertama perawat dan health care provider memakai gaya komunikasi biomedikal atau tradisional dengan pendekatan close ended komunikasi dan pertanyaan tertutup yang berfokus hanya merespon keluhan pasen tanpa dan sedikit melibatkan partisipasi pasen, dan berkomunikasi tatkala ada prosedur dan tindakan yang kadang tidak manusiaw., Yang kedua memakai pendekatan gaya komunikasi biopsikososial yang melibatkan pasen aktif dalam komunikasi, memutuskan sesuatu yang berhubungan dengan perawatan pasen. Menurut hasil riset, gaya komunikasi kedua memiliki beberapa nilai positif diantaranya meningkatkan kepuasan pasen dalam pelayanan kesehatan, meningkatkan ketaatan dan kepatuhan pasen dalam pengobatan dan meningkatkan kesembuhan sakit pasen. Pengalaman dilapangan sebagian besar gaya komunikasi kita mengarah ke gaya pertama disebabkan karena beberapa faktor; language barrier contohnya, bahasa arab dan bahasa inggris menjadi kendala kita untuk menerangkan dan menjelaskan lebih detail dengan bahasa kesehatan kepada pasen yang berbeda bahasa ibu dan bahasa nasionalnya dengan kita. Selanjutnya, kita tidak mau diambil pusing sama pasen, dengan banyaknya menerangkan dan berkomunikasi membikin pasen banyak bertanya dan merintah yang kdang bukan garapan atau job description kita, contoh gaya orang Mesir, tidak cukup diterangkan satu kali, mereka akan bertanya berkali-kali dengan pertanyaan yang sama, yang akhirnya waktu kita juga terbuang padahal pekerjaan lain menanti, padahal kalau ditelaah salah satu yang ditanyakan sama mereka adalah pertanyaan garapan profesi lain yang karena kurangnya komunikasi kepada pasen akhirnya pasen kebingungan dan bertanya kepada kita, misalnya pasen diadmit di rumah sakit hari ini untuk jadwal operasi besok, tapi tidak mempunyai pengetahuan dan tidak di kasih tahu tentang jenis operasi, anesthesia, siapa dokter yang mau mengoperasi dia, resiko, lamanya tinggal setelah operasi, dll, sampai informed consent yang harusnya kita sebagai witness akhirnya mengerjakan tugas limpahan dari mereka karena kondisi, yang sebagian besar waktu kita terfokus dan mengerjakan tugas limpahan, apakah kondisi ini dapat diterima secara professional? sehingga secara otomatis kita terjebak kepada komunikasi gaya pertama. Wassalam
|